Halaman

Friday, September 13, 2013

Pay It Forward


Ada yang pernah mendengar kisah cerita "PAY IT FORWARD"?




Saya seringkali mendapatkan banyak kebaikan dari orang-orang di sekitar saya. Entah kebaikan besar ataupun kebaikan-kebaikan kecil. entah dari orang-orang yang dikenal ataupun tidak dikenal. Ketika sedang jalan di kampus sendirian, tiba-tiba ada mbak-mbak atau ibu-ibu yang ngajak bareng ke depan, bahkan ada yang berbaikhati mengantar sampai kost. Padahal tidak kenal sebelumnya. Ada juga teman-teman yang baik hati mau mengantar ke tempat penelitian di pelosok bukit Menoreh atau juga pagi-pagi buta ngantar ke stasiun untuk ketemu dosen. Ada juga ibu-ibu yang pernah ngasih SariRoti untuk batalin puasa di Bus Transjakarta karena saya salah perkiraan pulang jam berapa sampai rumah.

Kemampuan saya yang -mungkin- sangat terbatas, untuk mengingat kebaikan-kebaikan mereka, juga kesempatan saya untuk bisa membalas kebaikan mereka, membuat saya sebisa mungkin membalasnya dengan cara lain. Membalas kebaikan mereka kepada orang lain. Meski itu hanya kebaikan-kebaikan kecil. Memberikan tempat duduk ketika di bus, memberikan tumpangan ketika ada kerabat teman yang butuh menginap untuk penelitian, untuk test masuk PTN. Dan alhamdulillaah, saya mendapatkan itu kembali lewat orang lain, ketika ada seleksi kerja di luar Jakarta, banyak sekali kemudahan, ada yang langsung menawarkan untuk jemput, memberikan tumpangan untuk menginap dan bahkan ada yang bawain bekel sarapan ketika harus kembali ke Jakarta pagi-pagi buta. Alhamdulillaah :)

Hmm, bukan maksud untuk pamer kebaikan, tapi yang ingin saya sampaikan, ketika seseorang melakukan satu kebaikan, itu akan memberikan inspirasi kebaikan untuk banyak orang lain. Saya sendiri terinspirasi dari kisah seorang anak kecil delapan tahun. Dari kisah cerita Pay It Forward yang saya baca ketika awal kuliah.

Sumber Gambar


Cerita PAY IT FORWARD berkisah tentang seorang anak kecil 8 tahun bernama Trevor yang berpikir ketika dia melakukan kebaikan kepada orang lain dan meminta balasan "Pay It Forward" maka dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang baik yang saling mengasihi.



Kebaikan pertama Trevor dilakukan kepada mamanya yang seorang pemabuk. Singkat cerita, mama Trevor bisa lepas dari ketergantungan minuman keras dan terkesan dengan kebaikan Trevor. Mamanya pun menjalankan apa yang diminta Trevor, "Pay It Forward". Mama Trevor melanjutkan kebaikan kepada ibunya atau nenek Trevor, dan meminta hal yang sama, "Pay It Forward". Sang nenek melakukan apa yang diminta putrinya, ia menolong seorang pemuda yang dikejar penjahat, pun nenek Trevor meminta hal yang sama sebagai balasan, "Pay It Forward".Sampai akhirnya kata ini sampai pada seorang wartawan dan wartawan tersebut menelusuri darimana kata ini berasal. Akhirnya sang wartawan mengatur agar Trevor dapat mengisi sebuah acara di televisi dan kisah Trevor sudah difilmkan.


Sumber Gambar
Well, ketika teman-teman mendapatkan sebuah kebaikan, kebahagiaan, kesuksesan,  jangan lupa, Pay It Forward :)



*Cerita Lengkap Pay It Forward


Jakarta, 13 September 2013

Saturday, September 7, 2013

DEKAT: Unforgetable Sisterhood

Dekat tidak melulu tentang jarak. Ada berapa banyak pasangan dengan hubungan jarak jauhnya namun tetap merasa dekat? Dan ada berapa banyak orang tinggal satu atap namun tak kunjung mengenal satu dengan yang lainnya...

Saya dan Dhita ketika satu kamar

Beberapa waktu lalu teman sekamar saya Andhita menyampaikan kalau ada pesan dari nomor tidak dikenal masuk ke inboxnya. Dan isi pesannya berulang hanya memanggil namanya, “Dhit...”
Dhita kemudian bilang, “Tapi manggil namanya bener, -Dhit-, pakai -h.”
Saya jadi teringat nama Andhita di phonebook saya. Saya baru ngeh kalau nama Dhita pakai -h-, saya hanya menulis Dita. Juga teringat nama saya sendiri, Issusilo Ningtyas, orang-orang seringkali hanya menuliskan Isusilo, tidak dobel s.
Saya merasa meskipun sudah dekat bertahun-tahun terkadang ada banyak hal-hal kecil yang tidak kita ketahui dari teman kita, saudara kita, sahabat kita atau juga mungkin pasangan kita.

Saya mengenal Andhita dari awal kuliah. Satu fakultas dan sama-sama dari Jakarta. Saya dan Andhita hampir sama “bandelnya”, cenderung membuat kami lebih dekat meski banyak kegiatan yang kami ikuti berbeda. Selama 4 tahun kami tidak pernah satu kost ataupun satu organisasi. Saya di LDF dan HMJ, Andhita di BEM dan lembaga eksternal kampus. Saya kost di depan kampus dan Andhita di belakang kampus. Tapi saya merasa Andhita adalah salah satu teman dekat saya, saya sering bercerita banyak urusan pribadi ke Dhita. Dhita juga demikian. Kami biasa bercerita via sms, telp atau di sela-sela hari ketika tidak sengaja bertemu.

Bertiga dekat dari awal kuliah (Dhita, Sakina, Tyas)
Wisma Pertanian, Tawangmangu 2008

Sampai akhirnya, bulan Oktober 2012 kemarin, karena beberapa alasan, kami bersepakat untuk menjadi teman satu kamar. Andhita pindah ke kost saya yang sudah saya tempati sekitar 3 bulan lebih dulu. Andhita pindah dengan 1/3 barang-barangnya, sedangkan 2/3 yang lain di tempat kerabatnya.

Ketika sekamar inilah, kami baru merasa benar-benar saling mengenal.
Awal-awal bukan hal yang mudah. Sebelumnya kami tidak pernah sekamar berdua. Saya baru tahu kalau Dhita tipe yang sangat santai dengan kondisi kamar sedang saya tidak. Dhita juga baru tahu kalau saya bisa dengan mudah jutek kalau dia naruh tas, uang atau barang lain sembarangan atau pulang malam. Selama ini mungkin ini mengira saya tipe yang sangat lembut dan tidak menyangka saya bisa bersikap demikian.
Lama-lama kami saling menyesuaikan. Saya jadi terbiasa dengan barang yang ada dimana-mana. Dhita juga terbiasa dengan saya yang super introvert. Pernah suatu kali Dhita pulang malam dan saya sudah tidur, ketika saya terbangun Dhita cerita dengan semangat, “Yas, aku sekarang jualan pulsa loh!” dan saya cuma jawab “oh,” habis itu balik tidur lagi. Besoknya pagi-pagi saya minta maaf dan Dhita cuma senyum aja, dan dia bilang, “semalem kamu tu tanpa ekspresi banget si Yas.” Hahaha saya cuma ketawa aja.

Dibalik kebiasaannya yang “santai” Dhita adalah tipe teman yang sangat perhatian. Dhita sangat suka wafer coklat, seperti Bengbeng, Superstar, Top dan saya lebih suka permen coklat seperti Capilanos dan Chacha. Suatu kali ketika saya sedang badmood, Dhita tahu itu, setelah dia pergi Dhita sms, “Yas, bengbeng di meja itu untuk kamu ya, superstarnya juga buka aja (Dhita selalu beli bungkusan isi 5), kayakny km lg badmood, I know u need more chocolate J

Persedian superstar Dhita yang masih ada 

Setelah penelitian 2 minggu di Kulon Progo



Berbeda dengan saya yang agak susah makan (baca: pemilihà ini kenapa saya lebih suka masak sendiri ketika ada waktu luang), Dhita adalah tipe anak yang sangat tidak pemilih soal makanan. Dia lebih sering mengalah ketika kami makan bersama. Ketika Dhita ngajak “sarapan bubur yuk Yas!” dan saya jawab, cari nasi skalian aja yuk, “Ya udah cari soto lamongan ya.” Akhirnya karena soto lamongan sudah habis (kami seringkali sarapan kesiangan) saya ajak makan gudeg Jogja, dan Dhita cuma makan telornya saja. Saat itu saya baru tahu kalau Dhita gak suka gudeg. 

Satu lagi yang membedakan kami. Kalau saya lebih suka menabung untuk membeli regulator gas baru, cetakan pukis atau peralatan dapur lainnya, Dhita lebih tertarik menabung untuk mascara, conselor atau perkap make up lainnya. Meski otodidak, Dhita cukup terampil untuk merias. Sudah 2x wisuda 3-4 teman-teman akhwat Dhita yang merias.




Panci kukusan dibeliin Dhita

 Kemarin tanggal 15 Mei, Dhita sudah lebih dulu pindahan ke Bekasi. Sebenarnya Dhita jarang di kost. Tapi yang ini terasa sekali sepinya. Ga ada lagi kapas-kapas bekas bersihin muka yang lupa dibuang atau ga ada lagi yang ktika kebangun malam-malam ada yang lagi di depan laptop pakai headset nonton India atau juga yang pagi-pagi suka buatin teh.  2-3 hari setelah pindahan sepanjang hari kami terus sms-an, ini seperti anak lulus SMA yang LDR-an karena kuliah di kota berbeda :D #eaaaa

Kembali ke domisili asal, meski sama-sama di Jabotabek rumah kami tidak dekat. Dhita di Jatibening dan saya di Matraman. kami hanya pernah sekali bertemu ketika di Jakarta. Itu saat saya menunggui Dhita dirawat di RSCM untuk operasi tulang pipi karena jatuh dari motor. Rasanya sedih sekali saat melihat Dhita harus makan dengan selang dan puasa bicara. Dhita memasrahkan beberapa urusan seperti pembayaran SPP, KRS dan urusan lain kepada saya, dan semua komunikasi Dhita sampaikan lewat tulisan. Padahal kesehariannya Dhita adalah orang yang sangat talkactive sekali  (piss ya Ta ;)

Di kehidupan paska kampus selanjutnya, entah masih bisa dekat atau tidak, saya berdoa, semoga Dhita dan keluarga selalu diberi keberkahan oleh Allah baik untuk usia dan juga rezekinya, diperlancar segala urusannya dan yang pasti lebih dekat dengan Allah :)



Diantara banyak cinta yang Allah berikan, engkau adalah salah satunya

Maka kepada-Nya kumohonkan untukmu sebaik-baik iman dan katqwaan
Sebaik-baik kesabaran dan kekuatan
Dear sayangku,
Mungkin aku belum tahu bagaimana indahnya Lawu yang pernah kau daki
Tapi aku percaya, adalah lebih indah dan membahagiakan memiliki sahabat salihat sepertimu. Berjuta syukurku.
Andhita Nur Suryantini
Untuk semua kenangan Agustus 2008-Mei 2013



  Solo, Mei 2013

Wednesday, August 7, 2013

Beberapa Sunah pada Hari Raya Idul Fitri

Ada beberaap tuntunan sunah yang dapat dilakukan berkenaan dengan  Hari Raya Idul Fitri. Beberapa diantaranya:

1. Disunahkan mandi, memakai wewangian dan berpakainan yang baik

"Pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, Rasulullah memerintahkan kami untuk mengenakan pakaian terbaik yang kami miliki dan mengenakan wewangian terbaik yang ada pada kami, serta berkurban dengan binatang tergemuk yang kami punyai." (HR. Al-Hakiem)

2. Makan sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri

"Rasulullah tidak berangkat shalat pada hari Raya Idul Fitri, sehingga beliau memakan beberapa buah kurma." (HR. Anas bin Malik)

Murajja' bin Raja' mengatakan Ubaidillah pernah mengatakan kepadaku, dimana ia menceritakan; Anas bin Malik ra pernah memberitahukan kepadaku bahwa Nabi Sholallahu 'alaihi wassalam; "bahwa beliau memakan kurma itu dalam jumlah ganjil." (HR. Al-Bukhari)

3. Bersedekah pada Idul Fitri

4. Menempuh jalan yang berbeda

Dari Jabir ra, dimana ia bercerita, "Apabila berangkat shalat 'Ied, Nabi menempuh jalan yang berbeda dengan jalan yang beliau tempuh pada saat pulang." (HR. Al-Bukhari)

5. Mengucapkan selamat pada Hari Raya

Disunahkan bagi kaum muslimin dan Muslimat pada hari raya ini memberikan ucapan selamat. Hal ini didasarkan pada hadits dari Jubair bin Nufail, dimana ia berkata : "Apabila para sahabat Rasulullah bertemu pada hari raya, maka mereka saling mengucapkan: Taqabbalallahu Minna wa minka." (Al Hafiz Ibnu Hajar mengatakan, isnad hadits ini berstatus hasan.)"


Dirangkum dari buku Fiqih Wanita karya Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah.

Sumber Gambar


Jakarta, 7 Agustus 2013
Happy Eid Mubarrak 1434 H
Issusilo Ningtyas & Keluarga
kelopakangsana.blogspot.com

Tuesday, August 6, 2013

Undangan Cantik Berpita Hijau

... Salah satu kejutan paling menyenangkan di dunia ini adalah, ketika  orang yang kamu kagumi mengakui bahwa selama ini ia mencintaimu secara diam-diam :)


















#comingsoon :)

Monday, August 5, 2013

Mie Goreng Jawa Minimalis vs Mie Instan


Assalaamu’alaykum ibu-ibu.
Senangnya bisa posting blog lagi. Dari judulnya aja udah kelihatan kalau ini bukan masakan yang spesial. Tapi gapapa yg penting kata teman saya “keep posting, keep bloggiing” :P

Ceritanya hari sabtu sekitar 3 pekan yang lalu saya nemenin nge-lab teman saya dari ITP (Ilmu Teknolog Pangan). Nah saat nimbang-nimbang sudah selesai dan masih nunggu sterilisasi alat kita ngobrol-ngobrol.  Afifah, teman saya ini cerita kalau saat hamil dulu dia susah banget untuk ga makan mie instan, apalagi karena sudah kebiasaan. Tapi akhirnya ditekadin juga untuk ga makan mie instan sampai 9 bulan. dan Alhamdulillah karena sudah terbiasa untuk ga makan mie instan saat sudah melahirkan dan menyusui pun dia bisa meminimalisir untuk ga makan mie instan lagi.

Teman-teman pasti tahu kan bahaya terlalu banyak mengkonsumsi mie instan selain MSG yang ada di bumbunya. Dari teman saya yang anak tekpang saya tahu, mie instan mengandung lapisan lilin lebih banyak pada mienya. Ini yang membuat mie tidak mudah lonyot dan tidak lengket saat di masak. Makanya kalau masak mie instan rebus, pastikan air rebusan mie tidak dijadikan kuah untuk kita makan, jadi untuk kuahnya diganti yang baru. Kalau mie instan goreng, rebus mienya agak lama agar lapisan lilin ini lepas.

Monday, June 10, 2013

Bus yang Salah

Terkadang kita kurang sabar meski dalam kondisi yang tidak terdesak sekalipun
Memutuskan pilihan pada bus yang salah
Tapi ternyata dalam perjalanan bus tersebut menunjukkan kita pada bus yang kita cari

Begitu juga dengan cinta sejati
Terkadang  seseorang datang ke dalam kehidupanmu
Dan kemudian ia memilih pergi meninggalkanmu
Maka jangan pernah kau sesali
Karena sesungguhnya ia mengajarkanmu untuk sebuah proses
Melepaskan!
dan juga menunjukkan apa yang sebenarnya kau cari

Terimakasih telah hadir
Mengajarkan pada sebuah fase
Sekaligus menyadarkan, menunjukkan apa yang aku cari J

Tinggalkan orang yang meninggalkanmu

dan pertahankan orang yang mempertahankanmu :)

Sumber Gambar












Bandung, 28 Mei 2013 



Monday, May 13, 2013

Ucapan Terimakasih :)


Kalau halaman kata peingantar skripsi tidak dibatasi, mungkin nama-nama dibawah ini yang ingin saya tulis. Meski saya tahu, tanpa saya sodorkan, ungkapan terimakasih ini tidak akan pernah dibaca yang bersangkutan J.

Issusilo Ningtyas especially thanks to:
1.      Alloh SWT, Tuhanku Yang Maha Indah.