Masih tentang gula kelapa -gula cetak dan gula semut-, ini
adalah tentang bahan penolong yang digunakan pada pembutan gula kelapa skala
industri rumah tangga di Kabupaten Kulon Progo. Bahan penolong dalam produksi
gula kelapa ini merupakan salah satu komponen produksi agar gula kelapa yang
dihasilkan mempunyai kualitas yang optimal.
Laru dari campuran getah manggis dan kapur yang dilarutkan |
Bahan penolong yang digunakan dalam
usaha pembuatan gula merah dan
gula semut ini adalah laru dan ipah.
1.
Laru merupakan cairan
untuk menetralkan keasaman nira kelapa saat penyadapan. Laru ini dibuat sendiri
oleh para produsen gula kelapa dari campuran kapur dan getah manggis yang
dilarutkan dengan air.
bumbung banbu dengan laru, siap untuk menyadap |
a.
Kapur digunakan
sebagai bahan pengawet karena mampu membentuk kalsium hiddroksida yang bersifat desinfektan, menggumpalkan protein dan asam
nukleat serta merusak dinding sel mikrobia. (FYI, nira adalah sukrosa yang
mempunyai kadar gula melimpah dan menjadi makanan empuk untuk
mikroorganisme.) Selain itu kapur juga berfungsi sebagai larutan penyangga
untuk mempertahankan derajat keasaman nira “pH” sekitar 6-7, sebab nira
dikatakan rusak jika pH kurang dari 6 ditandai rasa yang masam. Biasanya nira
yang dipanen sore hari akan direbus hingga mendidih yang berguna untuk
mematikan mikroorganisme sebelum diproses pada esok harinya
b.
Getah manggis: diduga
getah manggis (juga kulit pohon dan buah manggis) mengandung komponen tannin
yang aktif sebagai bahan antimikrobial. Tannin bersifat sebagai fungisida dan
menghambat adsorpsi permukaan oleh khamir.
getah manggis kering |
Oya, harga getah manggis ini mahal sekali karena sulit mendapatkannya meski banyak daerah di daerah tempat penelitian saya dulu, di Desa Hargotirto Kecamatan Kokap banyak yang membudidayakannya. Satu kilogram getah manggis bisa mencapai 400 ribu rupiah. Untuk keperluan menyadap hanya membutuhkan sedikit sekali tiap bulannya. Produsen gula kelapa biasa membeli antara setengah-satu ons getah manggis saja.Akan habis, tergantung dari jumlah pohon kelapa yang dimiliki untuk disadap.
2.
Ipah merupakan bahan
penolong yang digunakan untuk mengurangi buih yang berlebihan saat pemasakan
nira kelapa. Ipah yang dipakai pada usaha pembuatan gula merah berupa parutan
kelapa, sedangkan pada usaha pembuatan gula semut berupa santan kelapa.
Keduanya mempunyai fungsi yang sama untuk mengurangi buih yang berlebihan saat
pemasakan nira kelapa sehingga nira tidak tumpah. Selain kelapa dapat digunakan
minyak kelapa sebagai ipah, cukup 1 sendok makan untuk setiap 25 liter nira
kelapa.
Beberapa produsen gula kelapa cetak terkadang “nakal”
menambahkan campuran ipah berupa parutan kelapa/ cungkilan kelapa dalam jumlah
cukup banyak. Hal ini dilakukan dengan maksud menambah berat gula kelapa yang
akan dijual. Hasilnya, gula kelapa dengan campuran parutan/cungkilan kelapa
lebih banyak akan mempunyai daya tahan yang tidak begitu lama.
Produsen gula semut lebih memilih menggunakan santan
kelapa atau minyak kelapa karena merupakan permintaan konsumen yang mayoritas dari
mancanegara agar hasil gula semut yang dihasilkan lebih bersih (tidak ada ampas
ketika diseduh). Selain itu pada gula semut minyak kelapa ini juga berfungsi untuk
mengurangi total padatan gula semut yang dihasilkan (gula brontol lebih
sedikit).
Sumber:
Muchtadi, dkk. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabetha: Bandung.
Observasi lapangan.
Pondok Laras
6/5/2013
3.20 am
No comments:
Post a Comment