Assalaamu’alaykum ibu-ibu.
Senangnya bisa posting blog lagi. Dari
judulnya aja udah kelihatan kalau ini bukan masakan yang spesial. Tapi gapapa
yg penting kata teman saya “keep posting,
keep bloggiing” :P
Ceritanya hari sabtu sekitar 3 pekan
yang lalu saya nemenin nge-lab teman saya dari ITP (Ilmu Teknolog Pangan). Nah saat
nimbang-nimbang sudah selesai dan masih nunggu sterilisasi alat kita
ngobrol-ngobrol. Afifah, teman saya ini
cerita kalau saat hamil dulu dia susah banget untuk ga makan mie instan,
apalagi karena sudah kebiasaan. Tapi akhirnya ditekadin juga untuk ga makan mie
instan sampai 9 bulan. dan Alhamdulillah karena sudah terbiasa untuk ga makan
mie instan saat sudah melahirkan dan menyusui pun dia bisa meminimalisir untuk
ga makan mie instan lagi.
Teman-teman pasti tahu kan bahaya
terlalu banyak mengkonsumsi mie instan selain MSG yang ada di bumbunya. Dari
teman saya yang anak tekpang saya tahu, mie instan mengandung lapisan lilin
lebih banyak pada mienya. Ini yang membuat mie tidak mudah lonyot dan tidak
lengket saat di masak. Makanya kalau masak mie instan rebus, pastikan air
rebusan mie tidak dijadikan kuah untuk kita makan, jadi untuk kuahnya diganti
yang baru. Kalau mie instan goreng, rebus mienya agak lama agar lapisan lilin
ini lepas.
Mbak kost saya yang anak kedokteran dan
teman saya yang ibunya perawat lain lagi. Mereka hanya menggunakan sekitar
setengah atau ¾ bumbu ketika membuat mie instan. Penjelasan mereka, ini karena
yang berbahaya adalah bumbunya yang banyak mengandung MSG dan bersifat
karsinogenik, memicu timbulnya kanker -CMIIW- :D. Katanya kalau rasanya kurang
mantap ya tinggal dikurangi airnya atau ditambahi garam or bumbu lain seperti
bawang merah dan bawang putih.
Sebagai anak kost, saya juga termasuk
pengkonsumsi mie instan. Biasanya kalau lagi malas masak atau keluar pilihannya
ya mie instan atau goreng telur aja, itu juga kalau lagi ada telur. Ada telur
aja juga bikinny mie instan pakai telur :D. Nha, utuk mengontrol biasanya saya
beli bulanan 4-5 bungkus mie instan, dengan asumsi maksimal seminggu 1x. kalau
sudah habis ya sudah, ga boleh makan mie instan lagi berarti.
Nha sebenarnya kalau kita mau bersusah
sedikit saja kita bisa kok makan mie yang lebih sehat dan simple juga buatnya.
Buat aja mie goreng jawa minimalis ini. Bumbunya minimalis sekali, cuma garam,
merica dan bawang putih, walaupun masih harus pakai ngulek tapi ini lebih
sehat. Tidak ada resep khusus, saya
sudah beberapa kali buat dan saya rasa ini yang paling pas buat lidah saya.
Mie Goreng Jawa Minimalis
Bahan:
200 g mie telur
1 sdm minyak untuk olesan mi
2 sdm minyak untuk menumis
2 sdm kecap manis
Bumbu dihaluskan:
1,5 sdt garam
2 siung sedang bawang putih (bisa
ditambah kalau ingin rasa bawang yg lebih kuat)
½ sdt merica
Cara memasak:
1.
Rebus mie
telur ke dalam air mendidih kurang lebih tiga menit, angkat, tiriskan, beri
minyak goreng kurang lebih 1sdm agar tidak lengket, aduk-aduk agar minyak rata.
Sisihkan.
2.
Tumis bumbu
halus sampai harum, beri sedikit air, masukkan mie yang sudah ditiriskan tadi, aduk
hingga bumbu merata. Tambahkan kecap dan bahan pelengkap, masak hingga matang
catatan:
-
Sebenarnya
setelah bumbu ditumis tidak perlu pakai air tapi aku pakai untuk memudahkan
saja karena kalau bumbu kering susah campur merata dengan mie jadi kadang ada
bagian yang asin banget dan ada yang ga ada rasanya
-
Lebih OK
ditambah sayuran seperti wortel, sawi,atau pelengkap lain seperti baso (aku
kemarin cuma pakai telur yang aku orak-arik lebih dulu) dimasukkan sebelum mie
atau air agar sayur layu kena minyak
Mudah bukan membuatnya? Selamat mencoba J
Mudah bukan membuatnya? Selamat mencoba J
-Ditulis Akhir Februari 2013
No comments:
Post a Comment