Halaman

Showing posts with label Cerpen. Show all posts
Showing posts with label Cerpen. Show all posts

Sunday, March 24, 2013

Honor 200 Ribu


Andini pulang ke rumah kontrakannya dengan muka lelah. Setelah menaruh tas di kamar dan mengganti pakaiannya, ia segera mengambil air wudlu untuk segera sholat dzuhur. Jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan hampir pukul setengah dua. Selesai mengajar tadi ada wali murid yang menemuinya sehingga baru pukul satu lebih ia pulang dari sekolah.
Selesai sholat dan makan Andini membuka tasnya untuk memasukkan nili ulangan murid-muridnya yang ia bawa ke rumah. Andini sebenarnya tidak suka membawa pekerjaan sekolah ke rumah. Kalau terbawa harus ia bawa ke rumah, akan ia bereskan di siang hari setelah istirahat sebentar sehingga di malam hari bisa lebih santai menghabiskan waktu bersama suaminya.

Sunday, January 20, 2013

Cerpen: KUNJUNGAN MERTUA


Hari libur yang cerah. Aku dan Mas Faiz suamiku tidak ada rencana pergi kemana-mana hari ini. Biasanya kami memanfaatkan hari Minggu seperti ini untuk berkunjung bersama ke rumah mertuaku di daerah Banyurip. Hari ini kami memang merencanakan untuk istirahat di rumah, setelah beberapa pekan terakhir berturut-turut ada undangan pernikahan rekan di luar kota saat hari Minggu. Dan untuk mengunjungi Ibu mertua kami sudah merencanakan hari Senin bersamaan dengan libur cuti bersama.

Jam setengah tujuh, selesai mencuci motor dan sarapan bersama Mas Faiz menonton tayangan berita di televisi sambil menyesap teh hangatnya ditemani beberapa biscuit. Aku sendiri sedang sibuk mewiwil tunas air pada krisan-krisan potku. Memang tidak mudah membudidayakan krisan di daerah dataran rendah seperti ini. Perlu ketelatenan untuk menyiram dan mewiwil tunas airnya jika ingin melihat bunganya tumbuh dan berkembang dengan baik. Tapi itu lebih baik daripada membiarkan halaman rumah kontrakanku yang sempit ini gersang tidak ada tanaman.

Selesai mewiwil aku hendak cuci tangan dan tiba-tiba terdengar suara salam.

“Assalamu’alaykum,”

“Wa’alaykumussalam,” jawabku dan Mas Faiz hampir bersamaan. Ternyata Ibu mertuaku.