Hari libur yang cerah.
Aku dan Mas Faiz suamiku tidak ada rencana pergi kemana-mana hari ini. Biasanya
kami memanfaatkan hari Minggu seperti ini untuk berkunjung bersama ke rumah
mertuaku di daerah Banyurip. Hari ini kami memang merencanakan untuk istirahat
di rumah, setelah beberapa pekan terakhir berturut-turut ada undangan
pernikahan rekan di luar kota saat hari Minggu. Dan untuk mengunjungi Ibu
mertua kami sudah merencanakan hari Senin bersamaan dengan libur cuti bersama.
Jam setengah tujuh, selesai
mencuci motor dan sarapan bersama Mas Faiz menonton tayangan berita di televisi
sambil menyesap teh hangatnya ditemani beberapa biscuit. Aku sendiri sedang
sibuk mewiwil tunas air pada krisan-krisan potku. Memang tidak mudah
membudidayakan krisan di daerah dataran rendah seperti ini. Perlu ketelatenan
untuk menyiram dan mewiwil tunas airnya jika ingin melihat bunganya tumbuh dan
berkembang dengan baik. Tapi itu lebih baik daripada membiarkan halaman rumah
kontrakanku yang sempit ini gersang tidak ada tanaman.
Selesai mewiwil aku
hendak cuci tangan dan tiba-tiba terdengar suara salam.
“Assalamu’alaykum,”
“Wa’alaykumussalam,”
jawabku dan Mas Faiz hampir bersamaan. Ternyata Ibu mertuaku.